Jumat, 02 November 2012

Pernikahan adalah masa depan anak




(“Ku” dalam judul tersebut bukan hanya penulis namun umum. )

Dari praktek pengalaman lapangan di sekolah menjadi seorang Guru BK atau konselor sekolah, saya bisa menjadi lebih tau bahwa keluarga itu adalah hal yang sangat penting peranannya dalam pembentukan karakter dan masa depan anak.  Sebagian besar siswa yang menunjukan perilaku menyimpang, seperti misalnya ramai di kelas, mengganggu teman, suka berkelahi, berbohong, suka membolos, dan masalah- masalah lain, ternyata sebagain besar faktornya adalah karena keadaan keluarga mereka.
Keluarga yang hubungan diantara anggota keluarganya kurang bahkan tidak harmonis, akan membawa dampak buruk bagi perkembangan anak. Sebagai contoh kasusnya, anak yang berasal dari keluarga broken home, dia (siswa putri) sering berbuat ramai di kelas, tidak memperhatikan pelajaran, bahkan sering berkelahi, suka berbohong, berani dan  menyepelekan guru. Latar belakang keluarga siswi tersebut adalah kelurga broken home. Kedua orangtuanya bercerai karena si ayah menikah lagi dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan ibu dan anggota keluarga yang lain. Bahkan si ayah dengan istri barunya sudah tinggal serumah di rumah yang berbeda dengan siswi tersebut. Tragisnya, ketika si ibu menemui ayahnya untuk membuktikan apakah si ayah menikah lagi, si ibu mengajak dirinya (siswa putri bermasalah tersebut) beserta adik- adiknya. Menurut pandangan saya, hal tersebut juga akan menambah sakit batin pada diri anak yang mengakibatkan anak menjadi menyimpang dan sangat berpengaruh terhadap masa depan anak, baik itu masa depan karier, kepribadiannya, maupun masa depan hubungan dengan pasangannya kelak. Siswi tersebut hidup di dalam keluarga yang tidak harmonis.